Puji dan syukur atas ke
hadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayah Nya saya bisa menyelesaikan
makalah yang berjudul “Komunitas Hewan”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi
tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dasar.
Saya
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat positif sangat saya
butuhkan untuk menyempurnakan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan
informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk mengembangkan wawasan dan
peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Jakarta, 20 Oktober
2015
Penyusun,
Dimas Ari Pratama
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Komunitas
2.2 Struktur
Komunitas
2.3 Dominasi
2.4 Suksesi dan Klimaks
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Interaksi Antar Spesies Anggota Populasi
3.2 Interaksi Antarkomponen Biotik dengan Abiotik
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Komunitas merupakan kumpulan dari
berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling
berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas memiliki derajat
keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi.
Nama komunitas harus dapat memberikan keterangan mengenai sifat-sifat komunitas
tersebut. Cara yang paling sederhana, memberi nama itu dengan menggunakan
kata-kata yang dapat menunjukkan bagaimana wujud komunitas seperti padang
rumput, padang pasir, hutan jati.
Komunitas
mempunyai lima ciri ciri yang telah diukur dan dikaji yaitu:
1.
Keanekaragaman spesies
2.
Bentuk dan sttruktur pertumbuhan
3.
Dominansi
4.
Kelimpahan relative nisbi
5. Structure tropic
`
1.2
Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut :
1.
Mengetahui dan memahami pengertian komunitas
2. Mengetahui
dan memahami ciri ciri komunitas
3.
Mengetahui dan memahami mencari indeks keanekaragaman Shannon-Wiener
4.
Mengetahui dan memahami suksesi pada hewan
5.
Mengetahui dan memahami interaksi antar spesies anggota populasi
BAB II
LANDASAN
TEORI
2.1 Pengertian Komunitas
Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi.
Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi.
Komunitas ialah
beberapa kelompok makhluk yang hidup bersama-sama dalam suatu tempat yang
bersamaan, misalnya populasi semut, populasi kutu daun, dan pohon tempat mereka
hidup membentuk suatu masyarakat atau suatu komunitas. Dengan
memperhatikan keanekaragaman dalam komunitas dapatlah diperoleh gambaran
tentang kedewasaan organisasi komunitas tersebut. Komunitas dengan
populasi ibarat makhluk dengan sistem organnya, tetapi dengan tingkat
organisasi yang lebih tinggi sehingga memiliki sifat yang khusus atau kelebihan
yang tidak dimiliki oleh baik sistem organ maupun organisasi hidup lainnya.
Perubahan
komunitas yang sesuai dengan perubahan lingkungan yang terjadi akan berlangsung
terus sampai pada suatu saat terjadi suatu komunitas padat sehingga timbulnya
jenis tumbuhan atau hewan baru akan kecil sekali kemungkinannya. Namun,
perubahan akan selalu terjadi. Oleh karena itu, komunitas padat yang
stabil tidak mungkin dapat dicapai. Perubahan komunitas tidak hanya
terjadi oleh timbulnya penghuni baru, tetapi juga hilangnya penghuni yang
pertama.
Sering terjadi,
spesies tumbuhan dan hewan dijumpai berulangkali dalam pelbagai komunitas dan
menjalankan fungsi yang agak berbeda. Kombinasi antara habitat , tempat
suatu spesies hidup, dengan fungsi spesies dalam habitat itu memberikan pengertian
nicia (niche). Konsep nicia ini penting karena selain dapat
digunakan untuk meramal macam tumbuhan dan hewan yang yang dapat ditemukan
dalam suatu komunitas, juga dipakai untuk menaksir kepadatan serta fungsinya
pada suatu musim.
Kepadatan
individu dalam suatu populasi langsung dapat dikaitkan dengan pengertian
keanekaragaman. Istilah ini dapat diterapkan pada pelbagai bentuk, sifat,
dan ciri suatu komunitas. Misalnya, keanekaragaman di dalam spesies,
keanekaragaman dalam pola penyebaran. Margalef (1958) mengemukakan bahwa
untuk menentukan keanekaragaman komunitas perli dipelajari aspek keanekaragaman
itu dalam organisasi komuniatsnya. Misalnya mengalokasikan individu
populasinya ke dalam spesiesnya, menempatkan spesies tersebut ke dalam
habitatnya, menentukan kepadatan relatifnya dalam habitat tersebut dan
menempatkan setiap individu ke dalam tiap habitatnya dan menentukan fungsinya.
Dengan memperhatikan keanekaragaman dalam komunitas dapat diperoleh gambaran
tentang kedewasaan organisasi komunitsas tersebut. Hal ini menunjukkan
tingkat kedewasaannya sehingga keadaannya lebih mantap.
2.2 Struktur Komunitas
Struktur komunitas dapat dibedakan
menjadi struktur fisik da struktur biologi. Struktur fisik merupakan struktur
yang tampak pada komunitas itu,bila mana komunitas itu diamati atau dikunjungi.
Sedangkan struktur biologi meliputi komposisi spesies, perubahan temporaldalam
komunitas dan hubungan antar spesies dalam suatu komunitas.
Berdasarkan fedelitasnya, spesies
yang menyususn pada suatu kominitas dapat dibedakan sebagai berikut :
1.
Eksklusif, yakni jika suatu spesies itu hanya ada disuatu daerah tunggal atau
komunitas tunggal.
2.
Karakteristik ( preferensial), yakni jika spesies tersebut melimpah dalam suatu
daerah namun juga terdapat didaerah
lain dalam jumlah kecil.
3.
Ubiquitos, yakni jika suatu spesies penyebarannya sama dalam berbagai
komunitas.
4. Predominant, jika jumlah individu suatu
spesies lebih besar atau sama dengan 10% dari jumlah individu keseluruhan spesies yang
ada dalam komunitas tersebut.
2.3
Dominansi
Dominansi
merupakan pengendalian nisbi yang diterapkan makhluk hidup atas komposisi
spesies dalam komunitasnya. Spesies
dominan adalah spesies yang secara ekoligik sangant berhasil dan yang mampu
menentukan kondisi yang diperlukan untuk pertumbuhannya. Atau spesies yang
paling berpengaruh dan yang mampu dari jumlah maupun aktivitasnya dalam
komunitas.. derajat dominansi terpusat didalam satu, beberapa atau banyak
spesies dapat dinyatakan dengan indeks dominansi, yaitu jimlah kepentingan
tiap-tiap spesies dalam hubungandengan komunitas secara keseluruhan.
2.4 Suksesi dan Klimaks
Suksesi
adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur yang
terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga terbentuk
komunitas baru yang
berbeda dengan komunitas semula. Dengan kata lain, suksesi dapat diartikan sebagai
perkembangan ekosistem tidak seimbang menuju ekosistem seimbang. Suksesi terjadi sebagai
akibat modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. Ketika habitat berubah,
spesies yang baru akan datang menyerbu untuk menjadi mantap di tempat itu, dan spesies
yang lama akan menghilang.
berbeda dengan komunitas semula. Dengan kata lain, suksesi dapat diartikan sebagai
perkembangan ekosistem tidak seimbang menuju ekosistem seimbang. Suksesi terjadi sebagai
akibat modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. Ketika habitat berubah,
spesies yang baru akan datang menyerbu untuk menjadi mantap di tempat itu, dan spesies
yang lama akan menghilang.
Suksesi
akan berlangsung secara terus menerus hingga mencapai suatu tingkat akhir yang
disebut dengan klimaks. Pada keadaan klimaks ini komunitas telah mencapai
homeostatis, artinya komunitas dapat mempertahankan kestabilan internalnya
dalam menanggapi respon terhadap factor lingkungan. Deretan langkah atau deretan
komunitas yang menyusunurutan suksesional yang menuntun kearah klimaks disebut
sere.( Tim Dosen, 2012).
Dalam
kasus Suksesi hewan, akan terjadi suksesi tumbuhan terlebih dahulu pada
komunitas tersebut lalu di ikuti oleh munculnya suksesi hewan. Hal ini
disebabkan karena tumbuhan merupakan makhluk autotrof yang menyediakan sumber
energy bagi hewan tersebut. Ketersediaan sumberdaya pada komunitas terjadinya
suksesi sangant mempengaruhi banyak tidaknya hewan yang ditemukan dalam proses
suksesi tersebut.
Berdasarkan kondisi habitat pada
awal suksesi, dapat dibedakan dua macam suksesi, yaitu
suksesi primer dan suksesi sekunder.
suksesi primer dan suksesi sekunder.
a) Suksesi Primer
Suksesi
primer terjadi jika suatu komunitas mendapat gangguan yang mengakibatkan
komunitas awal hilang secara total sehingga terbentuk habitat baru. Gangguan tersebut dapat
terjadi secara alami maupun oleh campur tangan manusia. Gangguan secara alami dapat
berupa tanah longsor, letusan gunung berapi, dan endapan lumpur di muara sungai.
Gangguan oleh campur tangan manusia dapat berupa kegiatan penambangan (batu bara,
timah, dan minyak bumi)
komunitas awal hilang secara total sehingga terbentuk habitat baru. Gangguan tersebut dapat
terjadi secara alami maupun oleh campur tangan manusia. Gangguan secara alami dapat
berupa tanah longsor, letusan gunung berapi, dan endapan lumpur di muara sungai.
Gangguan oleh campur tangan manusia dapat berupa kegiatan penambangan (batu bara,
timah, dan minyak bumi)
b)
Suksesi
sekunder
Suksesi sekunder terjadi jika suatu
gangguan terhadap suatu komunitas tidak bersifat
merusak total tempat komunitas tersebut sehingga masih terdapat kehidupan / substrat
seperti sebelumnya. Proses suksesi sekunder dimulai lagi dari tahap awal, tetapi tidak dari
komunitas pionir. Suksesi sekunder dapat disebabkan oleh kebakaran, banjir, gempa bumi
atau aktivitas manusia.(Anonim, 2012)
merusak total tempat komunitas tersebut sehingga masih terdapat kehidupan / substrat
seperti sebelumnya. Proses suksesi sekunder dimulai lagi dari tahap awal, tetapi tidak dari
komunitas pionir. Suksesi sekunder dapat disebabkan oleh kebakaran, banjir, gempa bumi
atau aktivitas manusia.(Anonim, 2012)
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Interaksi Antar Spesies Anggota Populasi
Interaksi yang terjadi antar spesies anggota populasi akan mempengaruhi
terhadap kondisi populasi mengingat keaktifan atau tindakan individu dapat
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan ataupun kehidupan populasi. Menurut
Odum(1993), setiap anggota populasi dapat memakan anggota-anggota populasi
lainnya, bersaing terhadap makanan, mengeluarkan kotoran yang merugikan
lainnya, dapat saling membunuh, dan interaksi tersebut dapat searah ataupun dua
arah (timbale balik). Oleh karena itu, dari segi pertumbuhan atau kehidupan
populasi, interaksi antar spesies anggota populasi dapat merupakan interaksi
yang positif, negative, atau nol.
Interaksi spesies anggota populasi merupakan suatu kejadian yang wajar di alam
atau di suatu komunitas, dan kejadian tersebut mudah di pelajari(irwan, 1992).
Interaksi antar spesies tidak terbatas antara hewan dengan hewan, tetapi
interaksi terjadi secara menyeluruh termasuk terjadi pada tumbuhan, bahkan
antar tumbuhan dengan hewan. (vickery,1984) menyatakan bahwa meskipun
pertumbuhan mampu menyintesis makanannya sendiri, namun kenyataannya tumbuhan
hijau tetap tidak pernah benar-benar independent (berdiri sendiri) banyak
spesies tumbuhan hijau yang bergantung pada hewan misalnya burung dan serangga
dalam memperlancar penyerbukan bunga dan penyebaran biji.
Demikian juga antar tumbuhan di alam
dapat saling bergabung membentuk hutan dengan berbagai pelapisan tajuk yang
satu dengan lainnya saling menutup, ada kalanya suatu spesies tumbuhan
memerlukan rambatan atau harus hidup menempel pada tumbuhan lainnya, ada
kalanya suatu spesies tumbuhan perlu naungan (penutupan) tumbuhan lainnya
sehingga masing-masing organisme yang berdampingan dapat melakukan tugas sesuai
kedudukan dan fungsinya.
1. Interaksi antar organisme
Semua makhluk hidup selalu
bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap individu akan selalu
berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu
dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain. Interaksi
demikian banyak kita lihat di sekitar kita.
Interaksi antar organisme dalam
komunitas ada yang sangat erat dan ada yang kurang erat. Interaksi
antarorganisme dapat dikategorikan sebagai berikut.
· Netral adalah hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam habitat yang sama yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak, disebut netral. Contohnya : antara capung dan sapi.
· Netral adalah hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam habitat yang sama yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak, disebut netral. Contohnya : antara capung dan sapi.
·
Predasi
adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator). Hubungan ini sangat erat
sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga
berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa. Contoh : Singa dengan mangsanya,
yaitu kijang, rusa,dan burung hantu dengan tikus.
·
Parasitisme adalah
hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, bilasalah satu organisme hidup
pada organisme lain dan mengambil makanan dari hospes/inangnya sehingga
bersifat merugikan inangnya. Contoh : Plasmodium dengan manusia, Taeniasaginata
dengan sapi, dan benalu dengan pohon inang.
·
Komensalisme
adalah merupakan hubunganantara dua organisme yang berbeda spesies dalam bentuk
kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan; salah satu spesies diuntungkan
dan spesies lainnya tidak dirugikan. Contohnya anggrek dengan pohon yang
ditumpanginya.
· Mutualisme
adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang saling
menguntungkan kedua belah pihak. Contoh, bakteri Rhizobium yang hidup pada
bintil akar kacang-kacangan.
2. Interaksi Antarpopulasi
Antara populasi yang satu dengan
populasi lain selalu terjadi interaksi secara langsung atau tidak langsung
dalam komunitasnya. Contoh interaksi antarpopulasi adalah sebagai berikut:
Ø Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa.Contoh, jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.
Ø Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa.Contoh, jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.
Ø Kompetisi
merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat kepentingan yang
sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh,
persaingan antara populasi kambing dengan populasi sapi di padang rumput.
3. Interaksi Antar Komunitas
Komunitas adalah kumpulan populasi
yang berbeda di suatu daerah yang sama dan saling berinteraksi. Contoh komunitas,
misalnya komunitas sawah dan sungai. Komunitas sawah disusun oleh
bermacam-macam organisme, misalnya padi, belalang, burung, ular, dan gulma.
Komunitas sungai terdiri dari ikan, ganggang, zooplankton, fitoplankton, dan
dekomposer. Antara komunitas sungai dan sawah terjadi interaksi dalam bentuk
peredaran nutrien dari air sungai ke sawah dan peredaran organisme hidup dari
kedua komunitas tersebut.
Interaksi antarkomunitas cukup
komplek karena tidak hanya melibatkan organisme, tapi juga aliran energi dan
makanan. Interaksi antarkomunitas dapat kita amati, misalnya pada daur karbon.
Daur karbon melibatkan ekosistem yang berbeda misalnya laut dan darat.
3.2 Interaksi
Antarkomponen Biotik dengan Abiotik
Interaksi antara komponen biotik
dengan abiotik membentuk ekosistem. Hubunganantara organisme dengan
lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran energi dalam sistem itu. Selain
aliran energi, di dalam ekosistem terdapat juga struktur atau tingkat trofik,
keanekaragaman biotik, serta siklus materi.
Dengan adanya interaksi-interaksi
tersebut, suatu ekosistem dapat mempertahankan keseimbangannya. Pengaturan
untuk menjamin terjadinya keseimbangan ini merupakan ciri khas suatu ekosistem.
Apabila keseimbangan ini tidak diperoleh maka akan mendorong terjadinya dinamika
perubahan ekosistem untuk mencapai keseimbangan baru.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Ø Komunitas
ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah
tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas
memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan
individu dan populasi.
Ø Macam-macam Komunitas. Di alam terdapat bermacam-macam komunitas yang secara garis besar dapat dibagi dalam dua bagian yaitu Komunitas akuatik dan komunitas terrestrial.
Ø Macam-macam Komunitas. Di alam terdapat bermacam-macam komunitas yang secara garis besar dapat dibagi dalam dua bagian yaitu Komunitas akuatik dan komunitas terrestrial.
Ø Karakter
suatu komunitas yaitu meliputi Kualitatif, Kuantitatif, dan Sintesis.
Ø Whittaker (1970) mengemukakan bahwa ada tiga konsep yang dapat diterapkan dalam mengamati pola komunitas. Pertama, apa yang dinamakan gradasi komunitas (community gradient, coenocline) yaitu konsep yang dinyatakan dalam bentuk populasi. Kedua, konsep gradasi lingkungan (environmental gradient), yang menyangkut sejumlah faktor lingkungan yang berubah secara bersama-sama. Umpamanya saja, dalam gradasi elevasi (elevation gradient) termasuk factor-faktor penurunan suhu rata-rata, pertambahan curah hujan, pertambahan kecepatan angin dan sebagainya, kearah ketinggian yang meningkat.
Ø Whittaker (1970) mengemukakan bahwa ada tiga konsep yang dapat diterapkan dalam mengamati pola komunitas. Pertama, apa yang dinamakan gradasi komunitas (community gradient, coenocline) yaitu konsep yang dinyatakan dalam bentuk populasi. Kedua, konsep gradasi lingkungan (environmental gradient), yang menyangkut sejumlah faktor lingkungan yang berubah secara bersama-sama. Umpamanya saja, dalam gradasi elevasi (elevation gradient) termasuk factor-faktor penurunan suhu rata-rata, pertambahan curah hujan, pertambahan kecepatan angin dan sebagainya, kearah ketinggian yang meningkat.
Ø Menurut
Odum(1993), setiap anggota populasi dapat memakan anggota-anggota populasi
lainnya, bersaing terhadap makanan, mengeluarkan kotoran yang merugikan
lainnya, dapat saling membunuh, dan interaksi tersebut dapat searah ataupun dua
arah (timbal balik). Oleh karena itu, dari segi pertumbuhan atau kehidupan
populasi, interaksi antar spesies anggota populasi dapat merupakan interaksi yang
positif, negatif, atau nol.
Ø Interaksi
spesies anggota populasi merupakan suatu kejadian yang wajar di alam atau di
suatu komunitas, dan kejadian tersebut mudah di pelajari(irwan, 1992).
Interaksi antar spesies tidak terbatas antara hewan dengan hewan, tetapi
interaksi terjadi secara menyeluruh termasuk terjadi pada tumbuhan, bahkan
antar tumbuhan dengan hewan.
DAFTAR PUSTAKA
Indriyanto.2008.Ekologi
Hutan.Jakarta : Bumi Aksara
Odum, EP.1994.Dasar-Dasar
Ekologi.Yogjakarta : UGM Press
Pringgoseputro, S.1998.Ekologi Umum.Yogjakarta: UGM Press
Resosoedarmo, S.1989.Pengantar
Ekologi.Bandung: CV REMADJA
KARYA
Soeriaatmadja.1989.Ilmu Lingkungan.Bandung: ITB Press
Kontes Seo 2 VipQiuQiu99 akan diperpanjang dari tanggal 25 januari 2018 - 25 juni 2018, Ikuti dan Daftarkan diri Anda untuk memenangkan dan ikut menguji kemampuan SEO Anda. Siapkan website terbaik Anda untuk mengikuti kontes ini. Hadiah kontes ini adalah Rp 35.000.000,-
BalasHapusTunggu apa lagi?
Kontes SEO ini akan menggunaka kata kunci (Keyword) VIPQIUQIU99.COM AGEN JUDI DOMINO ONLINE TERPERCAYA DI INDONESIA Jika Anda cukup percaya akan kemampuan SEO Anda, silahkan daftarkan web terbaik Anda SEKARANG JUGA!
CONTACT US
- Phone : 85570931456
- PIN BB : 2B48B175
- SKYPE : VIPQIUQIU99
- FACEBOOK: VIPQIUQIU99
Link: http://vipqiuqiu99seo.net