Jumat, 23 Oktober 2015

Komunitas Hewan

Puji dan syukur atas ke hadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayah Nya saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Komunitas Hewan”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dasar.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat positif sangat saya butuhkan untuk menyempurnakan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk mengembangkan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Jakarta, 20 Oktober  2015
Penyusun,


Dimas Ari Pratama
              
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Komunitas
2.2  Struktur Komunitas
2.3 Dominasi
2.4 Suksesi dan Klimaks
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Interaksi Antar Spesies Anggota Populasi
3.2 Interaksi Antarkomponen Biotik dengan Abiotik
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Komunitas merupakan kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi. Nama komunitas harus dapat memberikan keterangan mengenai sifat-sifat komunitas tersebut. Cara yang paling sederhana, memberi nama itu dengan menggunakan kata-kata yang dapat menunjukkan bagaimana wujud komunitas seperti padang rumput, padang pasir, hutan jati.
            Komunitas mempunyai lima ciri ciri yang telah diukur dan dikaji yaitu:
1.      Keanekaragaman spesies
2.      Bentuk dan sttruktur pertumbuhan
3.      Dominansi
4.      Kelimpahan relative nisbi
5.      Structure tropic
                                                                                                                              `          
1.2  Tujuan
            Tujuan penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut :
1.      Mengetahui dan memahami pengertian komunitas
2.      Mengetahui dan memahami ciri ciri komunitas
3.      Mengetahui dan memahami mencari indeks keanekaragaman Shannon-Wiener
4.      Mengetahui dan memahami suksesi pada hewan
5.      Mengetahui dan memahami  interaksi antar spesies anggota populasi


BAB II
LANDASAN TEORI

 2.1 Pengertian Komunitas 
           Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi.
Komunitas ialah beberapa kelompok makhluk yang hidup bersama-sama dalam suatu tempat yang bersamaan, misalnya populasi semut, populasi kutu daun, dan pohon tempat mereka hidup membentuk suatu masyarakat atau suatu komunitas.   Dengan memperhatikan keanekaragaman dalam komunitas dapatlah diperoleh gambaran tentang kedewasaan organisasi komunitas tersebut.  Komunitas dengan populasi ibarat makhluk dengan sistem organnya, tetapi dengan tingkat organisasi yang lebih tinggi sehingga memiliki sifat yang khusus atau kelebihan yang tidak dimiliki oleh baik sistem organ maupun organisasi hidup lainnya.
           Perubahan komunitas yang sesuai dengan perubahan lingkungan yang terjadi akan berlangsung terus sampai pada suatu saat terjadi suatu komunitas padat sehingga timbulnya jenis tumbuhan atau hewan baru akan kecil sekali kemungkinannya.  Namun, perubahan akan selalu terjadi.  Oleh karena itu, komunitas padat yang stabil tidak mungkin dapat dicapai.  Perubahan komunitas tidak hanya terjadi oleh timbulnya penghuni baru, tetapi juga hilangnya penghuni yang pertama.
          Sering terjadi, spesies tumbuhan dan hewan dijumpai berulangkali dalam pelbagai komunitas dan menjalankan fungsi yang agak berbeda.  Kombinasi antara habitat , tempat suatu spesies hidup, dengan fungsi spesies dalam habitat itu memberikan pengertian nicia (niche). Konsep nicia ini penting karena selain dapat digunakan untuk meramal macam tumbuhan dan hewan yang yang dapat ditemukan dalam suatu komunitas, juga dipakai untuk menaksir kepadatan serta fungsinya pada suatu musim. 
          Kepadatan individu dalam suatu populasi langsung dapat dikaitkan dengan pengertian keanekaragaman.  Istilah ini dapat diterapkan pada pelbagai bentuk, sifat, dan ciri suatu komunitas.  Misalnya, keanekaragaman di dalam spesies, keanekaragaman dalam pola penyebaran.  Margalef (1958) mengemukakan bahwa untuk menentukan keanekaragaman komunitas perli dipelajari aspek keanekaragaman itu dalam organisasi komuniatsnya.  Misalnya mengalokasikan individu populasinya ke dalam spesiesnya, menempatkan spesies tersebut ke dalam habitatnya, menentukan kepadatan relatifnya dalam habitat tersebut  dan menempatkan setiap individu ke dalam tiap habitatnya dan menentukan fungsinya. Dengan memperhatikan keanekaragaman dalam komunitas dapat diperoleh gambaran tentang kedewasaan organisasi komunitsas tersebut.  Hal ini menunjukkan tingkat kedewasaannya sehingga keadaannya lebih mantap. 
            
 2.2    Struktur Komunitas
          Struktur komunitas dapat dibedakan menjadi struktur fisik da struktur biologi. Struktur fisik merupakan struktur yang tampak pada komunitas itu,bila mana komunitas itu diamati atau dikunjungi. Sedangkan struktur biologi meliputi komposisi spesies, perubahan temporaldalam komunitas dan hubungan antar spesies dalam suatu komunitas.
Berdasarkan fedelitasnya, spesies yang menyususn pada suatu kominitas dapat dibedakan sebagai berikut :
1.      Eksklusif, yakni jika suatu spesies itu hanya ada disuatu daerah tunggal atau komunitas tunggal.
2.      Karakteristik ( preferensial), yakni jika spesies tersebut melimpah dalam suatu daerah namun    juga terdapat didaerah lain dalam jumlah kecil.
3.      Ubiquitos, yakni jika suatu spesies penyebarannya sama dalam berbagai komunitas.
4.      Predominant, jika jumlah individu suatu spesies lebih besar atau sama dengan 10% dari      jumlah individu keseluruhan spesies yang ada dalam komunitas tersebut.

      2.3 Dominansi
               Dominansi merupakan pengendalian nisbi yang diterapkan makhluk hidup atas komposisi spesies dalam komunitasnya.  Spesies dominan adalah spesies yang secara ekoligik sangant berhasil dan yang mampu menentukan kondisi yang diperlukan untuk pertumbuhannya. Atau spesies yang paling berpengaruh dan yang mampu dari jumlah maupun aktivitasnya dalam komunitas.. derajat dominansi terpusat didalam satu, beberapa atau banyak spesies dapat dinyatakan dengan indeks dominansi, yaitu jimlah kepentingan tiap-tiap spesies dalam hubungandengan komunitas secara keseluruhan.

2.4  Suksesi dan Klimaks
               Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur yang terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga terbentuk komunitas baru yang
berbeda dengan komunitas semula. Dengan kata lain, suksesi dapat diartikan sebagai
perkembangan ekosistem tidak seimbang menuju ekosistem seimbang. Suksesi terjadi sebagai
akibat modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. Ketika habitat berubah,
spesies yang baru akan datang menyerbu untuk menjadi mantap di tempat itu, dan spesies
yang lama akan menghilang.
               Suksesi akan berlangsung secara terus menerus hingga mencapai suatu tingkat akhir yang disebut dengan klimaks. Pada keadaan klimaks ini komunitas telah mencapai homeostatis, artinya komunitas dapat mempertahankan kestabilan internalnya dalam menanggapi respon terhadap factor lingkungan. Deretan langkah atau deretan komunitas yang menyusunurutan suksesional yang menuntun kearah klimaks disebut sere.( Tim Dosen, 2012).
               Dalam kasus Suksesi hewan, akan terjadi suksesi tumbuhan terlebih dahulu pada komunitas tersebut lalu di ikuti oleh munculnya suksesi hewan. Hal ini disebabkan karena tumbuhan merupakan makhluk autotrof yang menyediakan sumber energy bagi hewan tersebut. Ketersediaan sumberdaya pada komunitas terjadinya suksesi sangant mempengaruhi banyak tidaknya hewan yang ditemukan dalam proses suksesi tersebut.
Berdasarkan kondisi habitat pada awal suksesi, dapat dibedakan dua macam suksesi, yaitu
suksesi primer dan suksesi sekunder.
      a)       Suksesi Primer
               Suksesi primer terjadi jika suatu komunitas mendapat gangguan yang mengakibatkan
komunitas awal hilang secara total sehingga terbentuk habitat baru. Gangguan tersebut dapat
terjadi secara alami maupun oleh campur tangan manusia. Gangguan secara alami dapat
berupa tanah longsor, letusan gunung berapi, dan endapan lumpur di muara sungai.
Gangguan oleh campur tangan manusia dapat berupa kegiatan penambangan (batu bara,
timah, dan minyak bumi)
      b)      Suksesi sekunder
Suksesi sekunder terjadi jika suatu gangguan terhadap suatu komunitas tidak bersifat
merusak total tempat komunitas tersebut sehingga masih terdapat kehidupan / substrat
seperti sebelumnya. Proses suksesi sekunder dimulai lagi dari tahap awal, tetapi tidak dari
komunitas pionir. Suksesi sekunder dapat disebabkan oleh kebakaran, banjir, gempa bumi
atau aktivitas manusia.(Anonim, 2012)

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Interaksi Antar Spesies Anggota Populasi
            Interaksi yang terjadi antar spesies anggota populasi akan mempengaruhi terhadap kondisi populasi mengingat keaktifan atau tindakan individu dapat mempengaruhi kecepatan pertumbuhan ataupun kehidupan populasi. Menurut Odum(1993), setiap anggota populasi dapat memakan anggota-anggota populasi lainnya, bersaing terhadap makanan, mengeluarkan kotoran yang merugikan lainnya, dapat saling membunuh, dan interaksi tersebut dapat searah ataupun dua arah (timbale balik). Oleh karena itu, dari segi pertumbuhan atau kehidupan populasi, interaksi antar spesies anggota populasi dapat merupakan interaksi yang positif, negative, atau nol.
            Interaksi spesies anggota populasi merupakan suatu kejadian yang wajar di alam atau di suatu komunitas, dan kejadian tersebut mudah di pelajari(irwan, 1992). Interaksi antar spesies tidak terbatas antara hewan dengan hewan, tetapi interaksi terjadi secara menyeluruh termasuk terjadi pada tumbuhan, bahkan antar tumbuhan dengan hewan. (vickery,1984) menyatakan bahwa meskipun pertumbuhan mampu menyintesis makanannya sendiri, namun kenyataannya tumbuhan hijau tetap tidak pernah benar-benar independent (berdiri sendiri) banyak spesies tumbuhan hijau yang bergantung pada hewan misalnya burung dan serangga dalam memperlancar penyerbukan bunga dan penyebaran biji.
Demikian juga antar tumbuhan di alam dapat saling bergabung membentuk hutan dengan berbagai pelapisan tajuk yang satu dengan lainnya saling menutup, ada kalanya suatu spesies tumbuhan memerlukan rambatan atau harus hidup menempel pada tumbuhan lainnya, ada kalanya suatu spesies tumbuhan perlu naungan (penutupan) tumbuhan lainnya sehingga masing-masing organisme yang berdampingan dapat melakukan tugas sesuai kedudukan dan fungsinya.
1. Interaksi antar organisme
Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain. Interaksi demikian banyak kita lihat di sekitar kita.
Interaksi antar organisme dalam komunitas ada yang sangat erat dan ada yang kurang erat. Interaksi antarorganisme dapat dikategorikan sebagai berikut.
· Netral adalah hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam habitat yang sama yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak, disebut netral. Contohnya : antara capung dan sapi.
· Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator). Hubungan ini sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa. Contoh : Singa dengan mangsanya, yaitu kijang, rusa,dan burung hantu dengan tikus.
· Parasitisme adalah hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, bilasalah satu organisme hidup pada organisme lain dan mengambil makanan dari hospes/inangnya sehingga bersifat merugikan inangnya. Contoh : Plasmodium dengan manusia, Taeniasaginata dengan sapi, dan benalu dengan pohon inang.
 · Komensalisme adalah merupakan hubunganantara dua organisme yang berbeda spesies dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan; salah satu spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak dirugikan. Contohnya anggrek dengan pohon yang ditumpanginya.
 · Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Contoh, bakteri Rhizobium yang hidup pada bintil akar kacang-kacangan.
2. Interaksi Antarpopulasi
Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi secara langsung atau tidak langsung dalam komunitasnya. Contoh interaksi antarpopulasi adalah sebagai berikut:    
Ø  Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa.Contoh, jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.
Ø  Kompetisi merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat kepentingan yang sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh, persaingan antara populasi kambing dengan populasi sapi di padang rumput.
3. Interaksi Antar Komunitas
Komunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah yang sama dan saling berinteraksi. Contoh komunitas, misalnya komunitas sawah dan sungai. Komunitas sawah disusun oleh bermacam-macam organisme, misalnya padi, belalang, burung, ular, dan gulma. Komunitas sungai terdiri dari ikan, ganggang, zooplankton, fitoplankton, dan dekomposer. Antara komunitas sungai dan sawah terjadi interaksi dalam bentuk peredaran nutrien dari air sungai ke sawah dan peredaran organisme hidup dari kedua komunitas tersebut.
Interaksi antarkomunitas cukup komplek karena tidak hanya melibatkan organisme, tapi juga aliran energi dan makanan. Interaksi antarkomunitas dapat kita amati, misalnya pada daur karbon. Daur karbon melibatkan ekosistem yang berbeda misalnya laut dan darat.

3.2 Interaksi Antarkomponen Biotik dengan Abiotik
Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik membentuk ekosistem. Hubunganantara organisme dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran energi dalam sistem itu. Selain aliran energi, di dalam ekosistem terdapat juga struktur atau tingkat trofik, keanekaragaman biotik, serta siklus materi.
Dengan adanya interaksi-interaksi tersebut, suatu ekosistem dapat mempertahankan keseimbangannya. Pengaturan untuk menjamin terjadinya keseimbangan ini merupakan ciri khas suatu ekosistem. Apabila keseimbangan ini tidak diperoleh maka akan mendorong terjadinya dinamika perubahan ekosistem untuk mencapai keseimbangan baru.

BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN

Ø  Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi. 
Ø  Macam-macam Komunitas. Di alam terdapat bermacam-macam komunitas yang secara garis   besar dapat dibagi dalam dua bagian yaitu Komunitas akuatik dan komunitas terrestrial.
Ø  Karakter suatu komunitas yaitu meliputi Kualitatif, Kuantitatif, dan Sintesis.
Ø  Whittaker (1970) mengemukakan bahwa ada tiga konsep yang dapat diterapkan dalam mengamati pola komunitas. Pertama, apa yang dinamakan gradasi komunitas (community gradient, coenocline) yaitu konsep yang dinyatakan dalam bentuk populasi. Kedua, konsep gradasi lingkungan (environmental gradient), yang menyangkut sejumlah faktor lingkungan yang berubah secara bersama-sama. Umpamanya saja, dalam gradasi elevasi (elevation gradient) termasuk factor-faktor penurunan suhu rata-rata, pertambahan curah hujan, pertambahan kecepatan angin dan sebagainya, kearah ketinggian yang meningkat.
Ø  Menurut Odum(1993), setiap anggota populasi dapat memakan anggota-anggota populasi lainnya, bersaing terhadap makanan, mengeluarkan kotoran yang merugikan lainnya, dapat saling membunuh, dan interaksi tersebut dapat searah ataupun dua arah (timbal balik). Oleh karena itu, dari segi pertumbuhan atau kehidupan populasi, interaksi antar spesies anggota populasi dapat merupakan interaksi yang positif, negatif, atau nol.
Ø Interaksi spesies anggota populasi merupakan suatu kejadian yang wajar di alam atau di suatu komunitas, dan kejadian tersebut mudah di pelajari(irwan, 1992). Interaksi antar spesies tidak terbatas antara hewan dengan hewan, tetapi interaksi terjadi secara menyeluruh termasuk terjadi pada tumbuhan, bahkan antar tumbuhan dengan hewan.

DAFTAR PUSTAKA

Indriyanto.2008.Ekologi Hutan.Jakarta : Bumi Aksara

Odum, EP.1994.Dasar-Dasar Ekologi.Yogjakarta : UGM Press

Pringgoseputro, S.1998.Ekologi Umum.Yogjakarta: UGM Press

Resosoedarmo, S.1989.Pengantar Ekologi.Bandung: CV REMADJA KARYA

Soeriaatmadja.1989.Ilmu Lingkungan.Bandung: ITB Press